Novel Langit Mentari Senja terbit pada bulan Mei 2015. Penerbitan karya pertama ini hanya berselang dua bulan dari pendirian rumah produksi Lintang Corporation.
Novel ini ditulis oleh Bagas Prakoso, salah seorang founder Lintang Corporation. Bagas Prakoso mulai menulis novel ini sejak bulan Oktober 2014, lima bulan sebelum Lintang Corporation berdiri.
Novel Langit Mentari Senja mengisahkan tentang perjuangan seorang pemuda bernama Fataa dalam pencarian jati diri dan cinta. Di sela-sela kegiatan perkuliahannya di Jerman, ia mengalami berbagai macam petualangan yang menakjubkan.
Untuk dapat memesan novel ini, silakan hubungi +6285736178454.
Artinya :
Apakah kamu tidak melihat bahwasanya Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan bagian-bagiannya, kemudian menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Lalu terlihatlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya. Dia juga menurunkan es dari langit (laksana) gunung-gunung, lalu Dia menimpakannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya , dan memalingkannya dari siapa saja yang Dikehendaki-Nya. Kilauan kilatnya nyaris menghilangkan penglihatan. [QS. An-Nuur : 43]
Tafsir ayat :

Alam tara (apakah kamu tidak melihat), yakni apakah kamu tidak diberi tahu dalam al-Quran, hai Muhammad?
Annallāha yuzjī (bahwasanya Allah Mengarak), yakni Menggiring.
Sahāban tsumma yu-allifu bainahū (awan, kemudian mengumpulkan bagian-bagiannya), yakni menghimpun awan-awan itu.
Tsumma yaj‘aluhū rukāman (kemudian menjadikannya bertumpuk-tumpuk), yakni Dia Menjadikan awan itu bertumpuk-tumpuk.
Fa taral wadqa yakhruju min khilālihī (lalu terlihatlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya), yakni hujan turun dari celah-celah awan.
Wa yunazzilu minas samā-i miη jibāliη fīhā mim baradiη fa yushību bihī . (dan Dia juga Menurunkan es dari langit [laksana] gunung-gunung, lalu Dia Menimpakannya), yakni lalu Allah Ta‘ala Menimpakan azab dengan es tersebut.
May yasyā-u (kepada siapa saja yang Dikehendaki-Nya), yakni kepada siapa saja yang layak mendapatkan azab.
Wa yashrifuhū (dan memalingkannya), yakni memalingkan Azab-Nya.
‘Am may yasyā, yakādu sanā barqihī (dari siapa saja yang Dikehendaki-Nya. Kilauan kilatnya nyaris), yakni cahaya kilat dari awan itu nyaris.
Yadz-habu bil abshār (menghilangkan penglihatan) karena cahanya yang sangat menyilaukan.

Ayat ini menjelaskan tentang proses terjadinya hujan. Awalnya Allah menciptakan gumpalan-gumpalan awan dari sekumpulan uap air. Uap air ini terbentuk dari air di permukan bumi yang berubah menjadi berwujud gas karena telah mencapai suhu 100ºC. Uap air ini akhirnya mengumpul di angkasa pada lapisan Troposfer dan terbentuklah gumpalan-gumpalan awan. Gumpalan-gumpalan awan ini ada yang beruatan listrik positif dan ada yang bermuatan listrik negatif. Apabila antara awan yang beruatan listrik positif dan awan yang bermuatan listrik negatif itu bertumbukkan maka akan timbul kilatan-kilatan listrik yang menuju ke bumi. Kilatan-kilatan ini memiliki tegangan kira-kira sebesar 2.000.000 V sehingga apabila kilatan ini menyambar manusia maka manusia yang tersambar itu dapat kehilangan nyawanya. Hal tersebut menyebabkan kebanyakan manusia merasa takut terhadap kilatan (halilintar) itu. 
Artinya :
Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung. Dan guruh bertasbih memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, sementara mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras siksaan-Nya. [QS. Ar-Ra’d : 12-13]

Awan-awan tersebut akan terus melayang di angkasa hingga akhirnya awan tersebut mengalami proses pengembunan dan turun sebagai air hujan. Terkadang gumpalan awan tersebut tidaklah mengembun melainkan mengkristal. Proses pengkristalan gumpalan awan tersebut dapat terjadi apabila gumpalan tersebut berada di daerah yang suhunya dibawah 0ºC sehingga kumpulan titik-titik uap air itu berubah wujud menjadi zat padat, yaitu butiran salju. Salju tersebut Allah turunkan kepada orang-orang yang dikhendaki-Nya dan tidak menurunkan kepada orang yang tidak dikehendaki-Nya.

Kesimpulan :
Al-Qur’an Surah An-Nuur ayat 43 menjelaskan kepada kita bahwa jauh sebelum para ilmuwan meneliti tentang hujan Allah telah memberitahukan kepada kita tentang proses terjadinya hujan. Tak hanya tentang hujan air, bahkan Allah menjelaskan kepada kita tentang hujan salju dan kilatan halilintar. Allah menimpakan salju itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Allah juga menciptakan kilatan halilintar dari awan itu agar manusia takut dan berharap kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jadi sebagai seorang muslim hendaknya kita selalu mengingat, takut, dan berharap kepada-Nya yang telah memperlihatkan kuasa-Nya atas alam ini.
 


Roro Mega Cahyaning 'Azmi Riyandani.jpgMiracle of God, sebuah novel menarik karya Roro Mega Cahyaning ‘Azmi Riyandani atau yang lebih sering disapa dengan nama Cahya. Novel ini mengisahkan tentang kisah hidup seorang gadis bernama Meisya yang seolah seperti wahana halilintar. Novel ini memang tidak diterbitkan oleh penerbit besar yang memiliki uang melimpah, namun novel ini adalah novel pertama yang mampu membuatku menitikkan air mata. Untuk memesan novel ini silakan hubungi +6287758744645. 


Bagas Prakoso.jpgSinar Bintang Garuda, novel pertama karya Bagas Prakoso. Novel ini berlatar Kota Surabaya pada tahun 1945. Novel ini mengisahkan tentang perjuangan seorang pemuda berusia 17 tahun asal Kota Malang bernama Faruq yang menjadi seorang tentara setelah pertentangan dengan ayahnya. Dengan diliputi semangat hidup dan menjaga kehidupan orang lain, Faruq berupaya sekuat tenaga melindungi bangsanya dari serbuan bangsa asing. Untuk memesan novel ini silakan hubungi +6287758744645.





Sesuai judul di atas, pada artikel kali ini kita akan mengupas tuntas mengenai perilaku narsis menurut pandangan islam. Sebelum berbicara lebih lanjut soal itu, apakah kalian tahu arti dari narsis atau narsisme? Mungkin sebagian dari kalian menjawab bahwa narsis adalah kelakuan orang yang suka banget sama yang namanya difoto. Banyak orang yang beranggapan bahwa orang yang narsis adalah orang yang melakukan berbagai macam aksi ketika di depan kamera. Sebelum kita memvonis arti dari kata narsis ataupun narsisme, alangkah baiknya kita menyimak kisah ini dahulu.
            Konon dalam dongeng Yunani kuno, hiduplah seorang pemuda bernama Narsis. Narsis adalah orang yang tampan, tetapi kaku, cuek, dan angkuh. Suatu hari, Narsis tengah duduk di tepi kolam yang bening airnya. Dari tepi kolam, dia melihat betapa tampan dirinya. Karena bayangan wajahnya yang begitu mempesona, Narsis akhirnya jatuh cinta kepada bayangannya sendiri. Narsis jatuh cinta kepada dirinya sendiri. Sebenarnya banyak sekali gadis yang jatuh cinta kepada Narsis, namun Narsis tak pernah merespon mereka.
            Dari cerita di atas bisa diketahui orang yang masuk dalam kategori narsis, yaitu mencintai diri sendiri secara berlebihan, hanya mendengar pendapatnya sendiri, tidak bisa merasakan perasaan orang lain, dan melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri.
            Nah, gimana nih hukumnya orang-orang narsis dalam pandangan islam? Hehehe, let’s check this out!
            “Tidak masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari rasa kesombongan.” (HR. Muslim);
            “Ada tiga perkara yang membinasakan, yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri.” (HR. Ath-Thabrani dan Anas);
            “Barangsiapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh, maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepadanya.” (HR. Ahmad).
            Nah, setelah membaca hadis tadi sebaiknya kalian berhati-hati terhadap bahaya narsisme. Eh, emang kalian narsis apa pede? Emang ada bedanya ya? Ya jelas beda lah!
            Seorang narsistik memposisikan diri sebagai objek, sedangkan orang yang pede memposisikan diri sebagai subjek. Mereka yang pede tak akan risau terhadap pujian maupun cacian orang lain. Mereka yang pede lebih fokus kepada kompetensi diri dibandingin penampilan fisik semata.
            Remaja muslim sudah seharusnya pede dengan keislaman yang dimiliki, bukan pede karena ikut-ikut budaya barat. Islamlah yang menjadikan kita mulia sebagai umat terbaik, bukan menjadi teman setan yang selalu memperturutkan hawa nafsu untuk jauh dari islam dan aturannya.

            “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran [3]: 110).
Kalian pernah dengar tentang big bang? Menurut kalian apa sih big bang itu? Teori big bang adalah sebuah teori yang menjelaskan tenteng penciptaan alam raya kita yang tercinta  ini. Teori big bang itu sendiri dikemukakan oleh seorang astronomi bernama Edwin Hubble ada  tahun 1929.
uqèdur Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Îû Ïp­GÅ 5Q$­ƒr& ÇÐÈ ...    
Artinya : Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari ... (QS. Huud ayat 7)
óOs9urr& ttƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. ¨br& ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur $tFtR%Ÿ2 $Z)ø?u $yJßg»oYø)tFxÿsù ( $oYù=yèy_ur z`ÏB Ïä!$yJø9$# ¨@ä. >äóÓx« @cÓyr ( Ÿxsùr& tbqãZÏB÷sムÇÌÉÈ  
Artinya: Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tiada juga beriman? (QS. Al-Anbiya’ ayat 30).
Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya adalah terjemahan dari kata arab فَتَقَ dan bermakna sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari رَتْق . Harun Yahya mengungkapkan bahwa fenomena big bang adalah bukti kesahihan alquran.
Walaupun sejumlah ilmuwan berusaha mengusung teori tandingan untuk mematahkan teori big bang, namun berbagai bukti ilmiah semakin menguatkan teori big bang. Ledakan dahsyat (big bang) merupakan peristiwa yang menjadi penyebab pembentukan alam semesta. Berdasarkan pemodelan ini, pada awalnya alam semesta dalam keadaan sangat dan panas.
Menurut pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan jagat raya ini bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang diyakini sebagai waktu terjadinya big bang. Dalam ayat tersebut, kata dia, langit, dan bumi adalah subyek dari kata فَتَقَ lalu keduanya terpisah antara satu dengan yang lainnya. ketika kita mengingat peristiwa big bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu termasuk langit dan bumi yang saat itu belum tercipta terkandung pula pada titik itu. Titik tunggal ini kemudian meledak dengan amat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang terkandungnya terpisah hingga menyebabkan tatanan semesta terbentuk.

Ketika kita bandingkan paparan ayat di atas dengan berbagai penemuan ilmiah akan kita pahami bahwa keduanya bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini sudah dijelaskan jauh sebelum penemuannya pada abad ke-20. Jadi makin yakin terhadap kekuasaannya kan? Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.