Jatuhnya Kota Berlin (Akhir Perang Dunia II)

by 11:46 AM 0 comments

Kehidupan seakan berjalan normal di Berlin ; kebun binatang, gedung opera, kantor pos, bar,  restoran, toko roti dan salon kecantikan tetap buka – bahkan koran tetap terbit setiap hari serta 12.000 polisi tetap bertugas. Kota dengan luas 1.400 km2 yang berjuluk The Big City ini tampaknya memang dibuat agar tetap eksis oleh pemerintah Nazi Jerman kendati tekanan demi tekanan terasa kian memberat dari hari ke hari.
Awal April 1945, penduduk Berlin berjumlah 2,7 juta dibandingkan saat pecah Perang Dunia (PD) II sekitar 4,3 juta. Mayoritas penduduknya saat itu adalah wanita dan anak-anak. Sebagian besar penduduk lainnya telah mengungsi ketika pemboman pertama kali dilakukan Inggris pada tanggal 23.08.1943 dengan 719 pesawat Lancaster. Dan hal itu kian kerap terjadi. Sebagai gambaran, sejak Agustus 1943 hingga musim semi 1944 AU Inggris sudah mengguyur habis-habisan kota ini dengan 30.000 ton bom.
Walaupun demikian pertahanan serangan udara Berlin sendiri dikenal amat efektif dan menggentarkan para pilot Inggris dengan keberadaan jaringan Flakturme yakni meriam penangkis udara yang diletakan di atas gedung-gedung bertingkat yang membentuk formasi pertahanan yang amat ketat di seluruh kota ; akibatnya membom Berlin sungguh hal yang menakutkan walau kekuatan Luftwaffe (AU Nazi Jerman) sudah lumpuh. ” Terbang lurus dan mendatar di atas Berlin rasanya menjadi berjam-jam, dan setiap saat pesawat rasanya akan hancur berkeping-keping. Keringat dingin kami sepertinya membekukan tubuh, ” tutur seorang pilot pesawat pembom Inggris. Bagaimana tidak menakutkan ? Jika peluru meriam penangkis serangan udara kaliber 128 mm bisa mencapai ketinggian 14,8 kilometer karena diposisikan di atas gedung-gedung bertingkat yang banyak diantaranya terdiri lebih dari 10 lantai.

Yang tak banyak diketahui orang, pada tanggal 1 April 1945, Josef Stalin mengundang rapat dua panglimanya yaitu Marsekal Giorgi Zhukov dan Marsekal Ivan Konev di Moskow. Ada dua hal yang diajukan Stalin, pertama kekuatiran dirinya jika Berlin lebih dahulu direbut Sekutu. Soalnya ia memperoleh bocoran bahwa Sekutu telah menyiapkan 1.500 pesawat angkut, 20.000 pasukan payung, 3.000 pesawat tempur pendukung, dan 1.000 pesawat glider untuk mendukung operasi gabungan darat-udara untuk menyerbu Berlin.
Yang kedua, kata Stalin sambil berdiri memandang langit kelabu Moskow dari balik jendela ruang kerjanya di Kremlin ; konsekuensinya kita harus mengambil inisiatif lebih dahulu – merebut Berlin dengan tenggat waktu sebelum 1 Mei 1945. Zhukov dan Konev maklum maksud Stalin, bahwa jatuhnya Berlin akan dijadikan kado istimewa pada peringatan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei.
Artinya dalam waktu dua minggu, Rusia harus menyiapkan dan menggerakan mesin perangnya ; karena perhitungan kedua panglima ini pertengahan April operasi harus dilakukan dan masih ada waktu dua minggu untuk menduduki Berlin. Strategi dengan menyerbu besar-besaran dengan front lebar yang terdiri dari beberapa fokus serangan ; menjadi pilihan pada pertemuan hari itu. Hal lain yang mendukung daya jangkau Rusia adalah memang posisi pasukannya kian mendekati wilayah Nazi Jerman. Jadi berbeda posisinya saat Nazi Jerman melancarkan Operasi Barbarossa, menyerbu Rusia.
Zhukov akan memimpin Front Belorusia Pertama dengan posisi di tengah, Front Ukraina Pertama dipimpin Konev dengan posisi di tenggara dan selatan. Disamping masih ada dari arah utara, yaitu Front Belorusia Kedua dibawah Marsekeal Konstantin Rokossovsky yang lebih berfungsi melindungi posisi Zhukov dari utara hingga ke Pantai Baltik dan memotong Tentara Panzer Ketiga Jerman bila digerakan untuk membantu Berlin.

Secara keseluruhan Rusia dalam ofensif ini Rusia mengerahkan 192 divisi lengkap yang terdiri dari 2,06 juta pasukan tempur ditambah 155.900 pasukan Polandia, 6.250 tank berbagai jenis, 41.600 pucuk meriam dan mortir, serta 7.500 pesawat terbang.
the battle of berlin 02Di atas kertas saat itu Rusia akan menghadapi 766.750 pasukan reguler Jerman, 2.000.000 orang sipil yang dimobilisasi, 1,150 tank, serta 9.303 pucuk meriam dan mortir. Sementara kekuatan Luftwaffe, AU Jerman ; sudah tidak diperhitungkan karena nyaris lumpuh. Kendati memang mesin perang Rusia lebih berjaya, tak urung Rusia menghadapi banyak kendala sumber daya manusia, logistik, termasuk bahan bakar dan lain-lain.
Sayangnya Nazi Jerman, karena telah terkuras tenaganya bertempur di dua front secara bersamaan yaitu melawan Sekutu (front barat) dan Rusia (front timur), gagal untuk memanfaatkan kendala yang dihadapi Rusia, juga disebabkan kepanikan dan merosotnya moral tempur serta intervensi Hitler yang keterlaluan ; mengakibatkan kesenjangan antara komando Hitler dan keadaan lapangan yang cepat berubah-ubah. Disamping yang gawat adalah pemberhentian Kepala Staf Umum Jenderal Heinz Guderian yang memprotes terang-terangan keputusan dan intervensi Hitler dalam rapat OKW (Ober Komando Wehrmacht) pada tanggal 28 Maret 1945, kian menggerus kemampuan tempur Nazi Jerman buat menahan ofensif Rusia.

Tepat tanggal 15 April petang hari gelombang demi gelombang pesawat Rusia mulai muncul di cakrawala dan menyerang garis pertahanan terdepan Nazi Jerman. Baik Jenderal Gotthard Heinrici, Panglima Grup Tentara Vistula maupun Jenderal Theodore Busse, Panglima Tentara Kesembilan ; saat itu telah menduga bahwa serbuan masif Rusia akan segera terjadi. Kendati terlambat, toh masih sempat mereka melakukan gerak mundur ke garis pertahanan kedua yang akan membuat mereka lebih mampu dan efektif menahan gempuran Rusia, ketimbang ngotot mengambil posisi di front terdepan seperti yang diperintahkan Hitler.
Subuh tanggal 16 April yakni pukul 04.00 pagi, Zhukov membuka serangan dengan lebih dari 40.000 pucuk meriam dan mortir ditambah peluncur roket Katyusha serentak memuntahkan peluru ke garis pertahanan Nazi Jerman. Bumi pun berguncang tanpa henti selama 30 menit ditambah bom-bom yang berledakan yang dijatuhkan oleh pesawat Rusia. Juga ratusan lampu sorot dinyalakan untuk menyilaukan posisi tentara Nazi Jerman. Untuk kemudian ratusan ribu pasukan infanteri dan bermotor Rusia bergerak maju menuju posisi Nazi Jerman di Sungai Oder.
Pukul 05.00 pagi, giliran Konev yang menyerang dengan menyeberangi Sungai Neisse di bawah dukungan hujan tembakan artileri. Jika Zhukov menyerang dengan didahului bombardemen besar-besaran. Konev berbeda, ia menyerang dengan dukungan pada sasaran-sasaran selektif yang ia anggap pertahanan Nazi Jerman. Konev juga mengerahkan pesawat-pesawat yang terbang rendah dan membuat tabir asap untuk melindungi 150 titik penyeberangan pasukan Front Ukraina Pertama yang dipimpinnya.
Jenderal Heinrici masih sanggup menahan laju Zhukov. Kota Seelow yang berlokasi di ketinggian dan kota kecil Frankfurt am Oder berhasil dipertahankan Heinrici mati-matian. Kendati kemudian terlepas juga akhirnya, ketika Zhukov menggerakan dua korps tanknya untuk maju sebelum waktunya. Dan posisi Nazi Jerman pun terdesak kian ke barat. Dengan jatuhnya Seelow ; maka jalan lurus langsung ke Berlin melalui jalan raya Resichstrasse 1 terbuka lebar-lebar. Hal ini membuat Berlin tinggal menunggu nasib tragisnya. Sementara Zhukov dan Konev saling berlomba memperebutkan posisi siapa yang lebih dahulu menduduki Berlin. Persaingan ini terbentuk karena Stalin sendiri yang lebih mengutamakan Berlin untuk dapat diduduki secapatnya, dibanding pertimbangan strategi militer di lapangan.
Tercatat pula saat itu di front utara Jenderal Kavaleri Hasso von Manteuffel bisa mengimbangi gerakan ofensif Front Belorusia Kedua, agaknya ia lebih leluasa bergerak karena relatif terbebas dari inyervensi Hitler ketimbang Heinrici dan Busse. Walau akhirnya Manteuffel sadar dan menjadi pesimis ketika pesawat pengintai pesawat Storch-nya melihat bahwa pasukan Rokossovsky bukanlah tandingannya.
Tanggal 21 April pagi, pesawat Sekutu terakhir kalinya membom Berlin sebelum membiarkan pasukan Rusia memasukinya. Suatu keputusan ‘terpaksa’  karena  Sekutu tidak menduga sebelumnya bahwa Rusia bernafsu untuk menduduki Berlin. Karena sebelumnya Sekutu lebih terfokus pada strategi yang menganggap Berlin bukan hal penting dari strategi militer. Justeru memilih menduduki Hamburg, Hannover dan Ruhr. Sebenarnya Winston Churchill sudah mencurigai niat Stalin soal Berlin, ia berkali-kali mendesak Jenderal Dwight Eisenhower untuk menyerbu kota ini, akhirnya sang jenderal memberikan jawaban : “ Sudah semestinya apabila saya memang dapat memperoleh Berlin dengan harga murah, saya tentu akan melakukannya.”  Cuma dengan syarat jika perlawanan Nazi Jerman di front barat tiba-tiba terpatahkan.
Terbukti memang Sekutu akan memperoleh Berlin dengan harga murah ; tetapi di kemudian hari akan berharga mahal dalam konteks perang dingin antara negara-negara barat dan rezim komunis Rusia yang akhirnya gulung tikar pada akhir dekade 1980-an.
Hari Minggu tanggal 22 April, untuk pertama kali Hitler dalam bunkernya di Istana Kekanseliran  Berlin, di depan beberapa jenderal dan orang-orang di lingkar dalam mengakui bahwa Nazi Jerman telah kalah.
Keesokan harinya, 23 April, pesawat-pesawat Rusia menyebarkan jutaan lembar pamflet yang menyerukan agar tentara Jerman menyerah. Dijanjikan bahwa pamflet yang mereka temukan akan berlaku sebagai surat jaminan keselamatan. Memang lebih dari 50 persen tentara Jerman yang menyerah di Berlin terbukti menunjukan pamflet itu kepada tentara Rusia.

Pertempuran di Berlin semakin berdarah-darah. Nazi Jerman dari hari ke hari memiliki koridor yang kian sempit untuk melakukan manuver. Tekanan Rusia dimana pasukan Zhukov dan Konev kini telah memasuki kota Berlin. Lapangan terbang Tempelhof sudah dikuasai Rusia, sehingga hubungan dengan luar Berlin terputus. Tercatat pertempuran paling hebat terjadi di kawasan Tiergarten yang dipertahankan mati-matian oleh 5.000 pasukan Nazi Jerman. Pertempuran berlangsung amat rapat dari jalan ke jalan, dari gedung ke gedung, berjalan seru. Gaya Rusia menghadapi perlawanan ini khususnya para sniper Nazi Jerman amat praktis dengan menghancurkan semua gedung yang dicurigai dengan meriam dari jarak dekat.
Di tengah tekanan ini datang berita yang memiriskan Hitler, pasukannya di Italia menyerah kepada Sekutu. Jenderal SS Karl Wolf menanda-tangani dokumen penyerahan di kota Caserta, Italia pada tanggal 29 April. Ambruklah moril tempur Nazi Jerman di Berlin.
Kawasan Tiergarten pun jatuh, kini tinggal Istana Kekanseliran yang dikenal dengan nama Reichstag, simbol pusat pemerintahan Nazi Jerman. Stalin melakukan intervensi dengan menunjuk Zhukov, bukan Konev, untuk menyerbu Reichstag. Bahkan sebelumnya Stalin memerintahkan garis demarkasi antara pasukan Zhukov dan Konev, pasalnya untuk menghindari persaingan yang kian menajam yang sebenarnya dikipasi oleh Stalin sendiri.

Tanggal 30 April pagi, Reichstag diserbu pasukan Zhukov. Pertempuran di wilayah kompleks Reichstag berlangsung dari ruang ke ruang. Pasukan Nazi Jerman dengan gigih memberikan perlawanan, pasukan Rusia yang dikejar tenggat waktu oleh Stalin mengerahkan seluruh kekuatannya. Pasukan tank dan artilerinya turut ambil bagian. Zhukov menugaskan Divisi Senapan ke-150 untuk mengibarkan Bendera Merah di atas puncak kupola Reichstag. Hal itu baru berhasil dilakukan tepat pada pukul 22.50, sebagai simbol jatuhnya Berlin dan sekaligus kemenangan Rusia terhadap Nazi Jerman. Ambisi Stalin pun tercapai, berita kemenangan ini sungguhan jadi kado peringatan Hari Buruh Sedunia keesokan harinya, 1 Mei, di Moskow. Kendati pertempuran di Berlin baru sungguh berakhir pada tanggal 2 Mei 1945.
Hitler sendiri dan Eva Braun, isterinya, telah membunuh diri di dalam bunkernya pukul 15.30 ; jadi 7 jam 20 menit sebelum Reichstag jatuh. Dan malam tanggal 30 April, langit Berlin diterangi nyala api dari gedung-gedung yang masih terbakar. Di tengah-tengah bunyi dentuman senjata yang mulai mereda, setiap kali terdengar pula derak dan gemuruh bunyi ambruknya bangunan, yang seakan mengiringi keruntuhan impian Adolf Hitler tentang 1.000 tahun Nazi Jerman dengan konsep Third Reich-nya.

Phoenix Flame

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment